Kini aku tersadar akan lamunku
Janji-janji itu (PePeRa, 1969) adalah kosong
Hampa
Kedamaian
Persatuan
Kesatuan
Yah, terlalu tinggi aku tuk memimpikannya
Apakah kau dengar rintihan PAPUA ini?
Sayup-sayup melantunkan nada perih
Perih....
Perih, selaksa tersayat dengan tajamnya pisau kekuasaan
Kisruh
Rusuh
Bunuh
Mati
Itulah judul yang tiap hari kian mewangi di negeri ku
Hanya demi para pengembara asing yang datang membawa segenggam kilauan materi,
Pribumi pun terusir dan tersingkir dari tanah leluhur
Sungguh ironis
Bhineka tunggal ika ini serasa mati dengan caranya sendiri
Kalau ada dusta? mengapa harus dipertahankan?
Janji-janji itu (PePeRa, 1969) adalah kosong
Hampa
Kedamaian
Persatuan
Kesatuan
Yah, terlalu tinggi aku tuk memimpikannya
Apakah kau dengar rintihan PAPUA ini?
Sayup-sayup melantunkan nada perih
Perih....
Perih, selaksa tersayat dengan tajamnya pisau kekuasaan
Kisruh
Rusuh
Bunuh
Mati
Itulah judul yang tiap hari kian mewangi di negeri ku
Hanya demi para pengembara asing yang datang membawa segenggam kilauan materi,
Pribumi pun terusir dan tersingkir dari tanah leluhur
Sungguh ironis
Bhineka tunggal ika ini serasa mati dengan caranya sendiri
Kalau ada dusta? mengapa harus dipertahankan?
Sabtu 2 Maret 2013
By J. Pakage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar