Mereka tahu kami benar
Mereka tahu kami bisa
Tapi . . .
Mereka takut Kami besar
mereka takut kami ada
Berjuta sikap kau uguhkan
Berjuta kata
bahkan bermilyar kata kau lemparkan
Demi hancurnya Ideologi Mulia
Ditengah kebingungan Manusia
Ide mereka meyakinkan
Tapi kedepan
menyakitkan
Keberhasilan Semu mereka dapatkan
Kehancuran nyata ada di hadapan
Kami yakin . . .
Kami pasti akan bangkit
Ditengah kerusakan dunia
Atas Pertolongan dari-Nya
Kami akan Kembali berjaya
FREEDOM,FREEDOM
....................................
TANGISANKU

Renungi derita
Ratapi duka nestapa
Susuri dongeng kesedihan
Tangisi kisah tragedi
Nyanyikan syair duka
Dengungkan kidung kematian
Kulukis masa laluku di kanvas hati pilu
Orang asing hancurkan istanaku
Kulukis panorama tragedi dengan air mata
Mereka bunuh ibuku
Tikam ayahku
Mereka tembak saudaraku
Perkosa flamboyanku
Kusaksikan kebengisan predator rakus
Tanah dikuras, batuan ekonomis diambil
Tumbuhan dibabat
Air dikotori
Udara dicemari
Tanah air udaraku terkulai tanpa daya
Kuteteskan bulir-bulir air mata
Sirnalah sukacita
Hancurlah kehidupan
Gambaran masa depanku suram
Hanya ada bayang-bayang kematian
Sampai akhir nafas
Kubisik sang waktu
Kapan semua ini kan berakhir
Ia membisu
Kubawa pergi luka sejarah
by
Dumapa Jack
ISTANA DOK DUA
Bediri megah kokoh
Nanum sayang
Penghuni tak berharga diri kokoh
Dinding dipoles putih
Namun sayang
Penghuni tak berhati putih
Selalu diterpa angin sejuk Pasifik
Namun sayang
Penghuni tak punya sejuk kasih
Penuh timbunan harta
Namun sayang
Penghuni tak peduli rakyat
(Pantai Dok Dua, Port Numbay, 27/03/10)
By Jack Dumapa
UNTUK NEGERIKU
Mengapa laut menjadi riuh oleh hempasan bisu
Mengapa air dan sungai mengeruh seperti air susu
Bukankah kejernihan selalu membawa aliran hidup
Atau karena asa dan cinta yang telah meredup
Habis terkuras, habis ditebas dengan segala keangkuhan
Tapi mengapa kau tinggalkan pulau itu, dengan lubang yang terdiamkan
Hempasan masalaHlu meratapi lubang kebuasan
Tak kau lihat pesona pulau yang dulu, janjikan keinginanku
Habis manis sepah dibuang
Habis kaolin dan yang lainnya pulauku berlubang
Berkubang, meradang dalam tangis angin lalu
Tiada daya dan upaya
Selalu birokrat dan aparat yang mencari sesat di pulauku
Berapa kali lagi, akan terjadi dan menjadi-jadi
Tiada dianggap, hanya aparat dan birokrasi dari lurah, camat sampai bupati jadi pengikut sejati
Terus menanamkan modal-modal hasil kekayaanku alam dalam kantung diri pribadi
Membuat pulauku dan aku seperti mati. Inikah kebaikanmu padaku dalam hidup ini…?
By Tinus Pigai
EMPAT TETES
Tetes air mata
Adalah bukti ketidakberdayaan
Dimana manusia sejatinya lemah
Tak berdaya
Tetes keringat
Adalah bukti perjuangan
Dimana menjadi pangkal kebangkitan
Dari belenggu ketidakberdayaan
Tetes darah
Adalah bukti pengorbanan
Dimana butuh penyerahkan diri
Untuk memperoleh kekuatan hidup
Tetes kelamin
Adalah bukti kehidupan
Dimana butuh persemaian cinta
Agar hidup tetap lestari
(Lereng Merapi, 12/07/10)
By Jack Dumapa
ZAMAN KEMERDEKAAN
Berdiri kokoh di hamparan hutan
Sekokoh gunung menjulang
Dengan genggam kuat harga diri
Sekuat batu kilangan diterpa air terjun
Hambur senyum tawa di belantara
Bagai kicau kawanan cenderawasih
Menikmati kemerdekaan
Dimana tak ada penjara sangkar
Menatap puncak gunung
Ke dunia arwah leluhur bersemayam
Berharap bukti wasiat leluhur
Datangnya zaman kemerdekaan
Tak sudi lepas indahnya kemerdekaan
Pergi merana di negeri gersang seberang
Ingin tetap memeluk kemerdekaan
Sambil menunggu akhir kehidupan
(Lereng Merapi, 09/07/10)
By Jack Dumapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar